kamu bilang aku ipank , karena aku lebih berani . .
katamu juga " biar aku saja yang jadi nugie karena nyalaiku lebih ciut"
kita berbagi tawa di belakang rumahmu, ,
sambil menikmati rokok papamu yang tertinggal di meja makan . . .
lalu, ,
obrolan kita berhenti sejenak, ,
tanganmu meraih sepotong ranting kering dan menuliskan sesuatu di pasir material . .
" klo kita uda tua, kita akan jadi apa ya?"
wajahmu terang berbinar, ,
lesung pipimu dalam, ,
gigi gerahammu tampak jelas karena senyummu lepas . .
delapan bulan setelah hari itu . .
masih berdenging jelas, suara lonceng sekolah kita di 13.30 , ,
kakiku melangkah cepat seolah ingin keluar dari neraka , ,
tapi, kamu selalu lebih awal menungguku di gerbang sekolah bersama sepeda motor baru milikmu . .
klaksonnya kamu bunyikan panjang,
sampai pikiranku risih dan malas,
kenapa aku selalu dipanggil dengan benda mati barumu , ,
katamu " hari ini tanggal 4 mei, ayo kita beli sesuatu buat si item" . .
tapi jimi sudah lebih dulu mengajakku 'ngejem' di bernard . .
pipimu mengembang kesal,
kamu pergi tanpa mengatakan apupun . .
dan kubiarkan begitu saja,
dua jam setelah itu, pesan singkatmu masuk di ponselku . .
" aku sudah tunggu kamu di baiturahman dua jam lebih "
pikiranku kesal,
membuat kakiku berat ke tempatmu, tapi ku paksakan . .
500 meter, aku berjalan di trotoar yang tak rata . .
ke arah mesjid,
kepalaku lalu panas, karena kamu tidak ada di sana , ,
aku menekan keras tombol ponselku, mencari namamu di daftar kontak , ,
gigiku menggigit rapat, sambil menyimpan emosi untuk diluapkan . .
tapi, nomormu tidak aktif , ,
aku mengunduh, , dan berencana pulang , ,
di halte itu, sekumpulan orang yang memenuhi jalan menarik perhatianku , ,
aku berjumpa kembali denganmu di sana , ,
melihat wajahmu yang tetap berbinar, tapi tanpa lesung pipi yang dalam . .
matamu setengah sayu melihatku, dengan nafas terpenggal . .
mereka hanya diam, tak berani menyentuhmu . .
sendiku seakan lepas, melihatmu tak berdaya di atas aspal . .
ku bopong badanmu,
pinggangmu telah lentur seperti tak bertulang,
sampai aku bingung bagaimana cara untuk meluruskan jasadmu yang lunglai
agar tidak jatuh , ,
aku tidak pernah melihatmu sedekat ini, nugie . .
melihat matamu yang tertutup pasrah , ,
aku menangis keras, setelah kuletakkan jasadmu di trotoar jalan,
seragam putihku menjadi merah, ,
darah pekatmu mengalir deras di kedua tanganku . .
dan baru ku sadari, kamu benar-benar telah tiada . .
semua orang memandangku, yang duduk di sampingmu,
meronta pilu sambil mengelus kepalamu yang masih berhijab . .
sesekali tak sanggup ku perhatikan wajahmu yang masih bersih tanpa luka , ,
tak bisa ku gambarkan . .
ambulan datang dan membawa jasadmu. .
orang-orang mulai mengelus pundakku,
melihat darahmu yang mulai kental di aspal, ,
melihat sepotong kue ulang tahun yang hancur, , di sana . .
karena hari ini adalah ulang tahun "si item" yang juga kamu panggil ipank . .
bekas darahmu ku bawa pulang sampai kerumah , ,
bahkan seragam putihku yang dipenuhi darahmu tak pernah ku cuci hingga saat ini . .
aku menangis sepanjang hari, sepanjang malam waktu itu, , penuh penyesalan , ,
8 tahun telah berlalu , , dan aku telah dewasa . .
dan tidak mungkin, jika bayangan wajahmu, tingkahmu dan apapun pada dirimu , , ku lupakan . . .
namamu selalu ku sebut di doaku,
setiap aku merindukanmu , ,
dulu, selalu ingin ku katakan padamu,
Nita, namamu bukan nugie , ,
tapi,
aku selalu lupa , ,
semoga ALLAH lapangkan kuburmu . . .
katamu juga " biar aku saja yang jadi nugie karena nyalaiku lebih ciut"
kita berbagi tawa di belakang rumahmu, ,
sambil menikmati rokok papamu yang tertinggal di meja makan . . .
lalu, ,
obrolan kita berhenti sejenak, ,
tanganmu meraih sepotong ranting kering dan menuliskan sesuatu di pasir material . .
" klo kita uda tua, kita akan jadi apa ya?"
wajahmu terang berbinar, ,
lesung pipimu dalam, ,
gigi gerahammu tampak jelas karena senyummu lepas . .
delapan bulan setelah hari itu . .
masih berdenging jelas, suara lonceng sekolah kita di 13.30 , ,
kakiku melangkah cepat seolah ingin keluar dari neraka , ,
tapi, kamu selalu lebih awal menungguku di gerbang sekolah bersama sepeda motor baru milikmu . .
klaksonnya kamu bunyikan panjang,
sampai pikiranku risih dan malas,
kenapa aku selalu dipanggil dengan benda mati barumu , ,
katamu " hari ini tanggal 4 mei, ayo kita beli sesuatu buat si item" . .
tapi jimi sudah lebih dulu mengajakku 'ngejem' di bernard . .
pipimu mengembang kesal,
kamu pergi tanpa mengatakan apupun . .
dan kubiarkan begitu saja,
dua jam setelah itu, pesan singkatmu masuk di ponselku . .
" aku sudah tunggu kamu di baiturahman dua jam lebih "
pikiranku kesal,
membuat kakiku berat ke tempatmu, tapi ku paksakan . .
500 meter, aku berjalan di trotoar yang tak rata . .
ke arah mesjid,
kepalaku lalu panas, karena kamu tidak ada di sana , ,
aku menekan keras tombol ponselku, mencari namamu di daftar kontak , ,
gigiku menggigit rapat, sambil menyimpan emosi untuk diluapkan . .
tapi, nomormu tidak aktif , ,
aku mengunduh, , dan berencana pulang , ,
di halte itu, sekumpulan orang yang memenuhi jalan menarik perhatianku , ,
aku berjumpa kembali denganmu di sana , ,
melihat wajahmu yang tetap berbinar, tapi tanpa lesung pipi yang dalam . .
matamu setengah sayu melihatku, dengan nafas terpenggal . .
mereka hanya diam, tak berani menyentuhmu . .
sendiku seakan lepas, melihatmu tak berdaya di atas aspal . .
ku bopong badanmu,
pinggangmu telah lentur seperti tak bertulang,
sampai aku bingung bagaimana cara untuk meluruskan jasadmu yang lunglai
agar tidak jatuh , ,
aku tidak pernah melihatmu sedekat ini, nugie . .
melihat matamu yang tertutup pasrah , ,
aku menangis keras, setelah kuletakkan jasadmu di trotoar jalan,
seragam putihku menjadi merah, ,
darah pekatmu mengalir deras di kedua tanganku . .
dan baru ku sadari, kamu benar-benar telah tiada . .
semua orang memandangku, yang duduk di sampingmu,
meronta pilu sambil mengelus kepalamu yang masih berhijab . .
sesekali tak sanggup ku perhatikan wajahmu yang masih bersih tanpa luka , ,
tak bisa ku gambarkan . .
ambulan datang dan membawa jasadmu. .
orang-orang mulai mengelus pundakku,
melihat darahmu yang mulai kental di aspal, ,
melihat sepotong kue ulang tahun yang hancur, , di sana . .
karena hari ini adalah ulang tahun "si item" yang juga kamu panggil ipank . .
bekas darahmu ku bawa pulang sampai kerumah , ,
bahkan seragam putihku yang dipenuhi darahmu tak pernah ku cuci hingga saat ini . .
aku menangis sepanjang hari, sepanjang malam waktu itu, , penuh penyesalan , ,
8 tahun telah berlalu , , dan aku telah dewasa . .
dan tidak mungkin, jika bayangan wajahmu, tingkahmu dan apapun pada dirimu , , ku lupakan . . .
namamu selalu ku sebut di doaku,
setiap aku merindukanmu , ,
dulu, selalu ingin ku katakan padamu,
Nita, namamu bukan nugie , ,
tapi,
aku selalu lupa , ,
semoga ALLAH lapangkan kuburmu . . .
Komentar
Posting Komentar