Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei 30, 2014

Hitam

Hitam lalu, , Ia, misteri . . Menafikan tebakan benar, Lalu menertawakannya di ruang gelap, Dan akhirnya, , Tersenyum sinis, seperti hantu, Di balik lipatan pintu . . Ia, pemisah diri, Pencinta darah merah . . Menyapunya dengan lembut dan memercik, Setelah melukai diri dan membantai yang lain . . Tawanya tak pernah bersuara, Cuma cekikan kecil, di suasana sunyi, , Meredam kucir, untuk membelai belati, , Menoreh ubun-ubun, Lalu puas, , Dan, , Hitam baru datang, , Ia, alas dasar redup, , Penyembunyi kepahitan, , Jika ia cahaya, maka itu adalah kelam, , Mata takkan bisa menangkap bias terang, Karena ia hanya patut untuk dirasakan . . Ia, penenang bertuah, Atas kontraksi sangkaan hancur, Dan pikiran pemberontak, , Sifatnya dalam dan dingin, Tak berbatas, bahkan semakin dalam, Perekah yang menciut, Penenang kebimbangan, , Ia, juga pembalik, Menjadi jalan yang membawa cinta, Kepada angin, Awan kapas, Hujan,...