Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 23, 2015

Menelan Air Mata

            Aku, Zafran. 34 tahun. Menulis kisah ini di ambang kerinduan yang mendalam. Di antara apitan 4 pilar baja. Bersama anakku, azkadina, yang sedang tertidur pulas di pangkuanku. Di akhir perjalanan panjang ini, aku tetap bersama engkau, wahai penenang mata yang meneduhkan.             Latisha, dia adalah mantan pacarku yang terakhir Setelah kubawa ia ke panggung pelaminan. Ia juga satu-satunya sahabat yang tak pernah meretakkan dirinya dari keputusasaan. Teringat waktu itu, saat kami masih berseragam merah putih. Tubuhnya begitu mungil. Bicaranya banyak dengan mimik yang tak pernah sedih. Gigi serinya tanggal dan rambutnya yang selalu di cocang limpan.             Di masa masa itu, aku tak pernah melihatnya menangis. Itu hal yang langka baginya. Tapi, di hari itu. aku melihatnya bersandar di pagar belakang sekolah kami. tangisnya ...