Ketika ada bentuk asap yang keluar dari kulit, Berpencar dengan cepat dan menuju ke segala penjuru, Pupilku menjadi kacau, tidak beraturan, Juga telapak tanganku yang tak mau menggenggam, Padahal syaraf telah menegang, berusaha, . . . Aku berjalan di dalam layar klasik, Melihat beberapa warna dalam sekilas, saat aku menoleh cepat, Hijau, biru, ungu, merah jambu, Seperti bercak-bercak , aku sudah tidak ingat, Dan ketika aku memperhatikannya sekali lagi, Ia menjadi klasik kembali, Aku berputar di tempat, sambil melihat langit, Setiap kali berhenti, aku melihat warnanya, Aku tersenyum, Namun tidak lama kemudian, Ia menjadi klasik kembali, Dan aku berputar lagi, lalu berhenti. Merasa pusing dan terjatuh dengan mata tertutup, Membuka mata, Dan semuanya menjadi hitam, , Aku berjalan, dan hanya menangkap gambar yang berantakan, Lalu duduk di bawah sesuatu yang kuanggap pohon, Aku menangis, Dan mengatakan, My dear, , Bagaimana jik...
Tidak ada yang lebih indah melainkan ketika manusia mencintai Rabb-nya melebihi dunia ini dan segala isinya