Langsung ke konten utama

Laman

di latihan kita . .
sudah banyak ku dengar kekesalan kalian . .
memarahiku dengan protes keras . .
sampai salah seorang diantara kalian, ,
menyiram air ke arahku, sampai bajuku basah . . .

aku menabuh rapa'i dan menyanyikan syairnya untuk mengiringi gerakan kalian, ,
kalian mengeluh dan mengatakan :" musiknya gak bagus bang !!! " 
ku jawab : " rapa'inya gak bagus dek !! "
tak ingin ku kecewakan kalian,
lalu ku tabuh rapa'i itu dengan sekeras dan secepat mungkin,
hingga tanganku kebas dan suaraku parau , ,
dan bahuku sakit saat malam tiba , ,

aku menunggu kedatangan kalian sejak jam 8.00 pagi, ,
sambil menyapu auditorium dan menggelar tikar untuk latihan,
tapi latihan kita baru dimulai pada jam 10.00 . .
lalu, aku memperhatikan wajah kalian yang tidak mengetahui,
bahwa hampir setiap minggu, aku berangkat dari rumah hanya dengan uang Rp. 10.000,-

aku meminta kalian untuk serius dalam latihan, ,
tapi kalian terus bercanda dengan topik yang tidak aku ketahui,
padahal dadaku mulai memanas dan diafragmaku terjepit sakit . .
kita terus mengulang gerakan, dengan keadaan kalian dan dengan keadaanku , , 

aku meminta untuk ditunggu sampai jam 2,
tapi ketika aku tiba, kalian tidak hadir semua, ,
malahan, salah seorang diantara kalian, pulang di depan mataku tanpa mengatakan apa-apa . . .
padahal sebelum itu, aku dan ibuku sangat pagi-pagi sekali ke sawah supaya pekerjaan kami cepat siap dan aku tidak terlambat. .

pernah ku tanyai salah satu rekan kalian, " kenapa kemaren gak hadir? , dia menjawab " capek kali bang "
lalu kubayangkan ban sepeda motorku yang bocor waktu itu, ,
tengah malam tanpa handphone dan uang sepeserpun , ,
ku dorong sepmorku ke menasah, dan aku menginap di sana, sambil membuka buku, dan mengevaluasi kemajuan latihan kita . .


Namun, ,
harus kukatakan bahwa " dapat berjumpa dengan kalian adalah hal yang luar biasa dalam hidupku " ,
begitu banyak pelajaran yang dapat ku petik,
banyak kudapati diagnosa sikapku yang harus ku ubah,
ku dapati kebahagiaan yang mutlak tergugah, ,

pula,
dapat kulihat sikap konsisten kalian, meski terkadang saat dimana semangat kalian turun, dan menggaduh di beberapa waktu, ,
ku hargai kebijaksanaan kalian, yang dapat memisahkan masalah pribadi dengan rutinitas kita, 
benar-benar ku sadari bahwa itu sulit, 
dan saat performa kita di upacara wisuda usai, hatiku begitu membanggakan kalian . .

adanya kalian adalah buah semangat yang tak pudar, ,
kulihat tawa riang kalian, saat mengajakku bercanda, ,
bila aku kesal, selalu kubayangkan saat perjumpaan pertama kita,
saat itu, aku duduk di depan kalian . . memberi intruksi kepada wajah-wajah asing yang belum ku kenal, kecuali "satu orang" . .

adanya kalian adalah warna baru yang tak kusam , ,
kurasakan suasana baru yang belum pernah ku rasakan sebelumnya,
bila titik jenuhku tiba, selalu ku putar rekaman performance kita di STIE kebangsaan, , 
memperhatikan kesalahan-kesalahan kita yang terkadang membuatku tertawa sendiri . .

adanya kalian adalah cahaya terang yang tak redup,
kuimpikan kita tampil di sebuah acara yang meriah meski tak ku ketahui kapan itu terjadi, ,
bila rasa lelahku datang, selalu ku bayangkan saat aku berjalan di depan auditorium di malam hari, dan tampak bayangan kita sedang tertawa bersama, meski hanya sekilas . .

ini adalah sepotong kalimat yang belum pernah ku ucap, ,
entah kalian menyadarinya atau tidak . .
dan aku juga tidak tahu apakah kalian memikirkannya atau tidak , ,
sebenarnya ingin ku katakan ini, tapi aku terlanjut mengulur waktu, ,
" wahai adik-adikku, betapa aku sangat menyayangi kalian . . . " :)



 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis dan Bercerita

Pada dasarnya menulis adalah bercerita. Tidak jauh berbeda dengan berbicara. Hanya saja, diksi-diksi yang dikeluarkan itu tidak verbal. Tidak berkontak langsung dengan si pendengar. Karena itu ada kesemuan interaksi di dalam tulisan karena bercerita dengan cara menulis. Namun, karena menulis, suatu cerita jadi abadi. Selagi tulisan itu masih ada, masih bisa dibaca. Bercerita dengan menulis itu sebenarnya tidak buruk. ada orang-orang yang terbata-bata lidahnya ketika mengucap, lantas ia tutupi keterbataannya itu dengan menulis. Sehingga isi atau point yang ingin disampaikannya itu bisa digambarkan dengan jelas. Menulis itu tetap penting, bahkan dalam pengertian islam. Karena al-Qur’an bisa saja lenyap dari dunia ini, bila tidak ditulis. Hadits-hadits yang jumlahnya jutaan, selain dihafal juga ditulis oleh ulama-ulama. Mereka memahami, bahwa hafalan-hafalan yang berada di dalam fikirannya tentu harus diabadikan dalam bentuk tulisan, sehingga bisa digunakan bagi masyarakat awam...

10 Argumen Mengapa Jin Masuk Surga Layaknya Manusia

Berpijak dari nash al-Qur’an yang ramai diketahui oleh segenap muslim mengenai eksistensi manusia dan jin sebagai hamba yang wajib tunduk dan patuh, menyembah Allah swt. Oleh karena itu, sebagaimana manusia, jin juga mendapat perintah dari Allah swt. mereka juga tercakup dalam syariat para nabi dan kejahatan mereka pula layak mendapat hukuman. Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw. diutus kepada mereka sebagaimana diutus kepada manusia. Semua itu tidak diperselisihkan oleh ulama. Namun, perbedaan pendapat muncul dari pertanyaan, apakah jin akan masuk surga?. Mayoritas ulama berpendapat bahwa jin akan masuk surga atau pun neraka. Ada juga yang menyatakan bahwa pahala jin yang muslim hanyalah sebagai alat untuk menjauhkannya kepada neraka dan tidak akan masuk surga. Hal ini dikarenakan bahwa surga hanya diperuntukkan untuk Adam a.s. ini adalah pendapat imam abu hanifa rahimahullah wajhah. Para ulama yang menyatakan bahwa jin muslim akan masuk surga berpijak dari 10 argumen y...

Kisah Orang Terakhir yang Masuk Surga

Dari Hadist Shahih Muslim, diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda tentang kisah ini. Rasulullah saw bersabda: Orang yang terakhir masuk surga adalah seseorang yang berjalan di atas shirat al-mustaqim sekali, sedang ia berada di atas jahannam (neraka). dia akan jatuh sekali, dan dia akan terbakar oleh neraka sekali. Kemudian, ia berhasil menyeberang dan diselamatkan dari jurang neraka, ia berkata, “Terpujilah Dia yang telah menyelamatkanku darimu (neraka). Allah Swt. telah memberiku sesuatu yang tak pernah diberikan kepada orang lain selain aku.” Jadi ia menganggap bahwa dirinya sebagai orang yang paling beruntung. Setelah ia melewati shirat al-mustaqim, Allah Swt. menumbuhkan sebuah pohon untuknya. Jadi, ia memohon kepada Allah Swt. agar mendekatkannya kepada pohon tersebut, sehingga ia bisa berada dalam naungannya, ia bisa minum dengan airnya. Lalu, Allah menempatkannya di bawah pohon tersebut. Kemudian, Allah Swt. menumbuhkan po...