Langsung ke konten utama

Filosofi Perjalanan

Sudah lama, bersama mikrolet ala Bireuen. Namanya BE, konon merupakan singkatan dari "Bireuen Express". Memang beberapa diantaranya terasa express, namun sebagian besar tidak. Supirnya harus mengatur jalur lintas dan menjaga jarak antar mikrolet untuk menyamaratakan jumlah penumpang yang mereka angkut. Hampir semua supir yang kulihat menggunakan HP, untuk berkomunikasi dengan supir lain. Biasanya menanyakan jumlah calon penumpang yang ada di depannya, bisa juga mendeteksi keberadaan keberadaan mikrolet "musuh bebuyutannya (supir lainnya)-". Entah apa percakapannya, aku tidak tau. tapi bila diperhatikan dari jauh, para supir terlihat seperti anak muda yang sedang menelpon kekasihnya. Seperti terbius dengan lalu lintas cinta.

Paras-paras gagah dan cantik banyak terlihat di sana. Mahasiswa dan mahasiswi, mereka bersemangat untuk pergi kuliah. beberapa diantaranya saling mencuri pandang dan bertukaran nomor hanphone. Juga pernah kulihat kisah cinta di Mikrolet itu. Mereka hampir selalu bersama, di tempat duduk yang sama, sepanjang perjalan 1 jam. Berbagi canda tawa juga airmata. Ada juga kegilaan yang menyeruak. Sampai terkesan lucu, sedih, dan menakutkan. Banyak kisah yang sebenarnya yang bisa ceritakan. Namun, arah artikel ini tidak mengarah ke sana.

Seberapa jauh aku harus memandang, bayangan di balik realitas dalam setiap perjalan, rute Lhokseumawe-Matang. Seperti menarik jarum di kepalan jerami, mengangkat nilai dari budaya dan apalah itu. Membutuhkan kepekaan untuk memahami, menilai dan merasakan. sulit. Dalam perjalanan ini, selama bertahun-tahun. Mulai terasa variasi emosi yang terjadi. Kesedihan, Kesenangan, Maut, Kematian, Perjuangan dan sebagainya.

Menunggu mikrolet di pagi hari. ada sebuah harapan yang bersembunyi di ujung jalan. Ketika melihat satu persatu kendaraan yang muncul dan menanti BE untuk dinaiki. Terkadang ia datang ketika kita menanti, bisa juga ia berlalu saat kita mulai menanti dan menanti sesuatu yang tidak ada hari ini. Ragam perasaan teraduk sendiri. kesal, sedih, kocar kacir, bahagia dan merasa luar biasa. Ketika ada pikiran untuk menghindar dari penantian (BE), maka akan langsung tersita. tidak ada pilihan lain. Untuk ke Matang hanya melaluinya, karena tidak ada tumpangan lain untuk ditumpangi. Bila harus di -hiper bola-kan, tidak ada sayap yang bisa dipinjam untuk terbang.

Selama perjalan. Masuk dan duduk di kursi BE. Terkadang penuh, sampai harus berdiri. bahkan harus berdesak-desakan. Terkadang juga penumpangnya nyaris tidak ada -puncak emosional para supir-. Tergambar bagaimana kesungguhan tentang minat dan motivasi yang tersimpan dibalik kepribadian orang-orang. Keras kepala,Mudah tersinggung, Tidak mau mengalah, Sombong (Padahal cuma di BE), keramahan, sikap tenggang rasa, saling menyapa. Semua tergambar di Box berjalan itu. Salah satu contoh di balik beberapa kesan emosional itu, Seperti para supir yang keukeuh mencari penumpang. Seperti mencari mangsa. ia akan melaju cepat. Mengalahkan BE lainnya. Tidak ada determinasi lain selain ini. Fokus dan mendapatkan. walau harus menjadi maut, seperti tidak peduli.

Sampai di tujuan. Turun dari kendaraan itu dan merasakan suasana baru. Sebelumnya, terasa terkurung di ruangan yang ditumpahi emosi, Terasa penak dan penat. dan setelahnya, visual luas melegakan hati dan mata. kompilasi perasaan emosi yang kita rasakan tentu tidak selamanya akan dirasakan. Baik kesedihan maupun kebahagiaan. Itu pasti berakhir. Singkat atau lamakah ia. 

Juga tidak selamanya aku harus menanti kendaraan itu. Sekarang, ada supra tua yang siap ku kendarai kapan pun ku kehendaki. Setidaknya ini telah menjadi sebuah revolusi dari kecenderungan sebelumnya. Biar mudah, Mandiri dan lebih Cakap dalam mengelola.

Dibelikan kendaraan pribadi memang menyenangkan. Namun dibaliknya ada tanggung jawab untuk di emban dan harus disanggupi. Dirasa, harus ada sikap menjaganya agar tetap bersahaja. Terkadang, harus diajak untuk berkomunikasi, menganggapnya mempunyai perasaan, menganggapnya sebagai seorang sahabat. Setia kepadanya, dengan harap ia juga setia kepada pemiliknya. Seperti analogi bodoh dan gila.Tapi kurasa ini bekerja.

Setiap pagi dan sore (kadang-kadang malam), Kendaraan baruku menjadi teman setia sepanjang perjalan. Bagiku, ia benda hidup. Kami harus bekerja sama melewati kendaraan lain, lubang jalan dan indikasi kecelakaan. Aku dan dia mengalami kisah-kisah panjang yang tidak dapat diingat seluruhnya.

Setiap pagi, Ada kejadian tragis yang bergelimang di aspal hitam. Dari kejadian maut yang dirasakan manusia, bahkan binatang. Kejadian paling luar biasa, dalam sehari kami melihat 2 orang meninggal dalam sekali perjalanan. Tangisan kesakitan dalam kecelakaan berdarah. Bangkai kucing yang pipih dilindas berkali-kali. Membuat mata terbuka, bahwa setiap kemalangan dapat menimpa siapa pun dan kapan pun. Hanya masalah musibah dan ajal. Terasa janggal jika terlihat keceriaan di balik pengendara dan pengguna jalan lainnya. Saat tergambar kesakitan dan ketiadaan nafas mereka yang mendahului kemalangan tersebut. Terkadang aku juga lupa, namun harus diingat sepanjang saat.

Tapi, memang harus ada resiko dalam setiap perjuangan. Mencari jalan bagaimana harus mengelak dari segenap rintangan demi mencapai tujuan dengan cepat. Dilambangkan dengan menyalip mobil-mobil besar yang lamban saat diimpit waktu. Melewati kelam malam saat lampu kendaraan mendadak mati, bahkan menghindar dari indikasi perampokan di tengah malam. tidak bisa di tepis. sudah lumrah.

Bagaimana pun, kejadian demi kejadian tidak mampu diurutkan secara teratur dan keseluruhan. Hanya ingin mengajak untuk melihat sisi lain dari segala aktivitas hidup kita. Terkadang alam nyata itu menipu dan ada kejujuran di baliknya. Pandai dalam memaknai setiap detik gerak kita dinilai sebagai hal yang perlu untuk dilakukan, setiap waktu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis dan Bercerita

Pada dasarnya menulis adalah bercerita. Tidak jauh berbeda dengan berbicara. Hanya saja, diksi-diksi yang dikeluarkan itu tidak verbal. Tidak berkontak langsung dengan si pendengar. Karena itu ada kesemuan interaksi di dalam tulisan karena bercerita dengan cara menulis. Namun, karena menulis, suatu cerita jadi abadi. Selagi tulisan itu masih ada, masih bisa dibaca. Bercerita dengan menulis itu sebenarnya tidak buruk. ada orang-orang yang terbata-bata lidahnya ketika mengucap, lantas ia tutupi keterbataannya itu dengan menulis. Sehingga isi atau point yang ingin disampaikannya itu bisa digambarkan dengan jelas. Menulis itu tetap penting, bahkan dalam pengertian islam. Karena al-Qur’an bisa saja lenyap dari dunia ini, bila tidak ditulis. Hadits-hadits yang jumlahnya jutaan, selain dihafal juga ditulis oleh ulama-ulama. Mereka memahami, bahwa hafalan-hafalan yang berada di dalam fikirannya tentu harus diabadikan dalam bentuk tulisan, sehingga bisa digunakan bagi masyarakat awam...

10 Argumen Mengapa Jin Masuk Surga Layaknya Manusia

Berpijak dari nash al-Qur’an yang ramai diketahui oleh segenap muslim mengenai eksistensi manusia dan jin sebagai hamba yang wajib tunduk dan patuh, menyembah Allah swt. Oleh karena itu, sebagaimana manusia, jin juga mendapat perintah dari Allah swt. mereka juga tercakup dalam syariat para nabi dan kejahatan mereka pula layak mendapat hukuman. Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw. diutus kepada mereka sebagaimana diutus kepada manusia. Semua itu tidak diperselisihkan oleh ulama. Namun, perbedaan pendapat muncul dari pertanyaan, apakah jin akan masuk surga?. Mayoritas ulama berpendapat bahwa jin akan masuk surga atau pun neraka. Ada juga yang menyatakan bahwa pahala jin yang muslim hanyalah sebagai alat untuk menjauhkannya kepada neraka dan tidak akan masuk surga. Hal ini dikarenakan bahwa surga hanya diperuntukkan untuk Adam a.s. ini adalah pendapat imam abu hanifa rahimahullah wajhah. Para ulama yang menyatakan bahwa jin muslim akan masuk surga berpijak dari 10 argumen y...

Kisah Orang Terakhir yang Masuk Surga

Dari Hadist Shahih Muslim, diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda tentang kisah ini. Rasulullah saw bersabda: Orang yang terakhir masuk surga adalah seseorang yang berjalan di atas shirat al-mustaqim sekali, sedang ia berada di atas jahannam (neraka). dia akan jatuh sekali, dan dia akan terbakar oleh neraka sekali. Kemudian, ia berhasil menyeberang dan diselamatkan dari jurang neraka, ia berkata, “Terpujilah Dia yang telah menyelamatkanku darimu (neraka). Allah Swt. telah memberiku sesuatu yang tak pernah diberikan kepada orang lain selain aku.” Jadi ia menganggap bahwa dirinya sebagai orang yang paling beruntung. Setelah ia melewati shirat al-mustaqim, Allah Swt. menumbuhkan sebuah pohon untuknya. Jadi, ia memohon kepada Allah Swt. agar mendekatkannya kepada pohon tersebut, sehingga ia bisa berada dalam naungannya, ia bisa minum dengan airnya. Lalu, Allah menempatkannya di bawah pohon tersebut. Kemudian, Allah Swt. menumbuhkan po...