Berpijak dari nash al-Qur’an yang ramai diketahui oleh segenap
muslim mengenai eksistensi manusia dan jin sebagai hamba yang wajib tunduk dan
patuh, menyembah Allah swt. Oleh karena itu, sebagaimana manusia, jin juga
mendapat perintah dari Allah swt. mereka juga tercakup dalam syariat para nabi
dan kejahatan mereka pula layak mendapat hukuman. Ini menunjukkan bahwa Nabi
Muhammad saw. diutus kepada mereka sebagaimana diutus kepada manusia. Semua itu
tidak diperselisihkan oleh ulama.
Namun, perbedaan pendapat muncul dari pertanyaan, apakah jin akan masuk
surga?. Mayoritas ulama berpendapat bahwa jin akan masuk surga atau pun neraka.
Ada juga yang menyatakan bahwa pahala jin yang muslim hanyalah sebagai alat
untuk menjauhkannya kepada neraka dan tidak akan masuk surga. Hal ini dikarenakan
bahwa surga hanya diperuntukkan untuk Adam a.s. ini adalah pendapat imam abu
hanifa rahimahullah wajhah.
Para ulama yang menyatakan bahwa jin muslim akan masuk surga berpijak dari
10 argumen yang dikemukakan sebagai berikut.
Pertama, dalam Surah Thaha ayat 123, “Dan apabila petunjukkan datang kepadamu.”
Ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang diturunkan Allah Swt dari surga
dengan firman-Nya, “Turunlah dari surga itu kamu berdua, sebagian kamu
menjadi musuh bagi sebagian yang lain.” Ibnu Qayyim berkata bahwa kedua hal
di atas ditujukan kepada bapak jin dan bapak manusia.
Kedua, Firman Allah Swt,
“Dan ingatlah ketika kami hadapkan segerombolan jin kepadamu yang
mendengarkan al-Qur’an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaannya lalu mereka
berkata, “diamlah kamu untuk mendengarkannya”, ketika pembacaan telah selesai
mereka kembali kaumnya untuk memberi peringatan, mereka berkata, “hai kaum
kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (al-Qur’an) yang telah
diturunkan sesudah musa yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya lagi memimpin
kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah seruan
orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan
mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.” (Q.S.
al-Ahqaaf: 29-31)
Ayat tersebut menerangkan kepada kita bahwa barang siapa yang memenuhi
seruan utusan-Nya, maka akan diampuni dan dibebaskan dari neraka. Seandainya
ampunan bagi mereka hanya berupa pembebasan azab, maka cukup dengan firman-Nya,
“Dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.”
Ketiga, Firman Allah Swt tentang bidadari di surga
“Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni
surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. (Q.S.
al-Rahman: 56).
Ayat ini menunjukkan bahwa jin dan manusia yang beriman akan masuk syurga
dan bahwa bidadari di dalamnya belum pernah di sentuh oleh mereka. maka, ini
menunjukkan bahwa jin yang beriman dapat menyentuh bidadari setelah mereka
masuk syurga, sebagaimana manusia. Seandainya mereka tidak masuk surga,
tentulah tidak pantas mereka menerima berita ini.
Keempat, Firman Allah Swt.
"Maka jika kami tidak
dapat membuatnya, pasti kamu tidak akan dapat membuatnya. Peliharalah dirimu
dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi
orang-orang kafir. Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman
dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga
itu, mereka mengatakan, 'Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.
'Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada
istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya." (Q.S. al-Baqarah: 24-25)
Di antara jin, ada yang mukmin dan ada juga yang kafir, sebagaimana
dikatakan oleh jin-jin shaleh di antara mereka,
“Dan sesungguhnya dari kami, ada orang-orang yang taat
dan ada pula orang-orang yang menyimpang dari kebenaran.” (al-Jinn: 14)
Maka golongan jin yang kafir masuk ke dalam ayat kedua (Al-Jinn: 14) dan
golongan jin yang mukmin harus masuk pada ayat yang pertama (al-Baqarah: 25)
Kelima, Firman
Allah Swt tentang jin yang saleh,
“Barang siapa yang taat, maka mereka itu benar-benar
telah memilih jalan yang lurus,” (Q.S.
al-Jinn: 14)
Maksud al-Rusydi pada ayat tersebut adalah petunjuk dan kemenangan,
yaitu petunjuk dari al-Qur’an. Maka barang siapa tidak masuk syurga, ia tidak
memperoleh tujuan dari petunjuk tersebut, melainkan petunjuk tersebut sekedar
dalam pengetahuannya saja.
Keenam, Firman Allah Swt,
"Berlomba-lombalah
kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhan dan surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah diberikannya kepada siapa yang
dikehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (al-Hadiid:
21)
Golongan jin yang mukmin adalah orang yang beriman kepada Allah swt dan
pada rasul-Nya. Oleh karena itu, mereka termasuk orang-orang yang memperoleh
berita gembira dan berhak menerimanya.
Ketujuh, Firman
Allah Swt,
“Allah menyuruh manusia ke darussalam (syurga) dan
menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Q.S. Yunus: 25)
Dalam ayat ini, Allah menjadikan seruan-Nya bersifat umum, dan menjadikan
hidayah-Nya bersifat khusus. Maka,
barang siapa mendapat hidayah-Nya, dia termasuk yang diseru kepada petunjuk-Nya
tersebut. Jadi jin yang mendapatkan hidayah-Nya, adalah termasuk yang diseru
dalam hidayah tersebut.
Kedelapan, Firman Allah Swt,
"Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang
kepadamu rasul-rasul dan golongan kamu sendiri yang menyampaikan kepadamu
ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan-Ku
hari ini? Mereka berkata, 'Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri.'
Kehidupan dunia telah menipu mereka dan mereka menjadi saksi atas diri mereka
sendiri bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. Yang
demikian itu adalah karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota secara
aniaya, sedang penduduknya dalam keadaan lengah. Dan masing-masing orang
memperoleh derajat-derajat seimbang dengan apa yang dikerjakannya. Tuhanmu
tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan."
Penjelasan ayat ini adalah umum untuk jin dan manusia. Dalam ayat tersebut
Allah swt memberitakan kepada mereka bahwa masing-masing mereka memiliki
derajat sesuai dengan amalnya. Sebagai konsekuensinya, maka jin yang melakukan
kebaikan juga memiliki derajat yang sesuai dengan amalnya, sebagaimana manusia.
Kesembilan, Firman Allah Swt,
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Tuhan
kami ialah Allah,' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat
akan turun kepada mereka dengan mengatakan, 'Janganlah kamu merasa takut dan
janganlah kamu merasa sedih dan gembirakanlah mereka dengan memperoleh surga
yang telah dijanjikan Allah kepadamu.' (Fushshilat: 30)
Dan Firman Allah SWT,
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Tuhan
kami ialah Allah,' kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan mereka tidak ada pula berduka cita. Mereka-mereka
itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya sebagai balasan atas apa yang
telah mereka kerjakan." (al-Ahqaaf: 13-14)
Ayat ini kami jadikan
dalil, karena tiga alasan. Pertama, kata penghubung (alladziina) di
dalam ayat tersebut bersifat umum. Kedua, disebutkannya pahala setelah hal-hal terpuji yang disebutkan
sebelumnya. Dan ini menunjukkan bahwa siapa saja yang menyandang hal-hal
tersebut berhak menerima pahala itu. Hal-hal terpuji tersebut adalah ikrar
bahwa tiada tuhan selain Allah disertai dengan istiqamah. Ketetapan ini adalah
umum karena keumuman sebab. Apabila masuk surga adalah konsekuensi dari
kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah dan pengakuan akan rububiyah-Nya, disertai
dengan konsisten terhadap segala perintah-Nya, maka barangsiapa yang melakukan
hal ini, dia pun berhak atas balasan tersebut. Ketiga, Allah SWT
berfirman,
"Maka tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak ada pula berduka cita.
Mereka-mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya sebagai balasan
atas apa yang telah mereka kerjakan." (al-Ahqaaf:
13-14)
Ini menunjukkan bahwa
siapa saja yang tidak dilingkupi rasa takut dan rasa sedih adalah penghuni
surga. Dan, tentang siapa yang tidak dilingkupi rasa takut dan rasa sedih telah
disebutkan dalam firman Allah,
"Barangsiapa yang
mengikuti petunjuk-Ku, maka mereka tidak akan merasa takut dan merasa
sedih." (al-Baqarah: 38)
Ayat ini meliputi dua
golongan, dan ayat ini menujukkan bahwa siapa saja yang tidak dilingkupi rasa
takut dan rasa sedih, maka dia adalah penghuni surga.
Kesepuluh. Jika
jin-jin yang kafir masuk neraka karena keadilan Allah, maka masuknya jin-jin
yang mukmin ke surga karena kemuliaan dan kasih sayang Allah adalah lebih utama.
Sebab, kasih sayang-Nya mendahului murka-Nya dan kebaikan lebih umum daripada
keadilan.
Oleh karena itulah, tidak
akan masuk neraka kecuali mereka yang melakukan perbuatan-perbuatan penghuni
neraka. Berbeda dengan surga, ia dapat dimasuki oleh mereka yang tidak pernah
melakukan kebaikan sama sekali. Karena Allah SWT telah menciptakan golongan
untuk surga yang akan menempatinya tanpa harus melakukan amal kebajikan. Di
dalam surga juga Allah akan menaikkan derajat hamba-hamba-Nya tanpa ada usaha
dari mereka, melainkan karena doa, shalat, sedekah dan perbuatan baik yang
dihadiahkan orang lain kepada mereka.
Merupakan ketetapan
Al-Qur'an serta kesepakatan umat, bahwa jin kafir akan masuk neraka karena
keadilan Tuhan dan karena apa yang mereka perbuat. Sedangkan, jin-jin mukmin
akan masuk surga karena kemuliaan Allah dan karena amal mereka.
Ada juga yang berpendapat
bahwa jin-jin mukmin tersebut berada di dasar surga, di mana mereka dapat
dilihat oleh penghuni surga lainnya tapi mereka sendiri tidak melihat penghuni
surga lainnya. Menurut pendapat ini, kondisi mereka di surga ini kebalikan di
dunia, di mana jin-jin tersebut dapat melihat anak-cucu Adam, sedangkan
anak-cucu Adam tidak dapat melihat mereka.
Akan tetapi, hal seperti
ini tidak dapat diketahui tanpa ada dalil yang tidak bisa dibantah. Dan jika
dalil tersebut memang benar, maka itu wajib diikuti. Namun jika tidak ada dalil yang mendukungnya, maka
pendapat ini sekedar disampaikan agar dapat diketahui, sedangkan kebenarannya
tergantung pada dalil. Wallaahu a'alam
Komentar
Posting Komentar