Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Lupa itu Penyakit?

Lupa itu penyakit?               Banyangkan, bagaimana jika kondisi ini menimpa kita. “saya sedang berburu dengan waktu untuk mengikuti kelas kuliah. Tempatnya jauh dari rumah/kediaman saya. Suatu ketika saya ingin berangkat, ibu saya menyuruh untuk mengisi bensin sepeda motor terlebih dahulu, karena jika saya yang melakukan, itu akan lebih cepat dan memudahkan mereka.               Seteleh saya kembali dari pompa bensin, saya langsung mengangkat tas saya dan berangkat kampus dengan jarak 6 jam perjalanan, dan kunci sepeda motor itu masih di saku celana saya. Dan ketika setengah perjalanan, saya mulai sadar bahwa saya telah lupa mengembalikan kunci tersebut kepada ibu saya.               Ironis. Hal yang sederhana saja bisa terlupakan dengan mudah. Karena ke-lupa-an itu, kita malah...
Kenapa kita masih gemar di dalam kelam? Semua ilusi adalah semu, semua yang berjisim adalah nyata. Berbaktilah semua hamba yang tidak lekang dahinya akan sujud syukur, ketika memandang bahwa semua hal yang terjadi bermuara dari Sang Pencipta. Namun, bukan berarti kita hanya duduk dan menerima apa yang diberikannya. Ada usaha yang harus di upayakan. Jangan sekedar. Lakukan sampai batas tenaga dan akal. Sejauh mana tenaga kita habis dan Sejauh mana akal kita mampu memuat berbagai persepsi dalam satu hari. Satu hari adalah umur yang berkah. Esok hari mungking sudah tiada. Pencapaian hanyalah sebuah ilusi dan usaha adalah kenyataan yang benar. Apa yang kita capai terkadang tak kunjung sampai. Sementara yang tidak di upayakan datang dengan sendirinya. Sehingga kita sering bertanya “Fenomena apa ini,?”, “kenapa seperti ini?” dan sebagainya. Maka ketika akal tidak bekerja atas fenomena yang kita alami itu, nyatalah kita dalam kelam. Kebingungan. Tidak tau di mana kita sedang b...

Juhaimi Bakri: Perwira Abstrak

Perwira Abstrak Juhaimi Bakri. Seorang perwira di bidang wawasan. Banyak hal yang ia ketahui, menyentuh di segala lini. Jika masalah tokoh dan sejarah, aku mengangkat dua tangan. Pengetahuannya tentang masalah terkini, aku banyak tahu darinya. Ia piawai dalam mengangkat kesan-kesan yang tersirat dalam suatu pernyataan atau kejadian. Aku memberi tabi’ penghormatan kepada orang tua ini. Semangatnya untuk belajar tidak bisa dipandang sebelah mata. Melebihi semangat anak muda. Setiap makalah diberi catatan. Setiap topik diangkat makna intinya. Setiap ketegangan di-fleksibelkan. Banyak buku yang dibaca dan mungkin masih ada banyak hal yang belum diceritakannya. Berangkat dari statement-nya, “Mengapa kita tidak menjadi hamzah fansuri?”. “Seharusnya kita tidak hanya menganut tasawuf al-Ghazali?”, penjelasan-penjelasan seperti ini yang membuatku terpana. Setiap kata-kata yang dikeluarkannya terasa enak didengar. Bahkan saat aku merasa sangat kantuk. Banyak adat dan budaya ya...