Langsung ke konten utama

Nyanyian Pagi Hari

aku, anak seorang ibu penjual jajanan di salah satu sekolah
di pemkot lhokseumawe , ,
setiap jumat pagi, pagi-pagi sekali, aku harus pergi ke pasar membeli barang dagangan ibuku yang tidak terlalu banyak . .

sepeda motorku ku bawa pelan, karena tidak sanggup menahan dinginnya uapan embun yang masih mengambang, ,
apalagi 2 hari ini hujan selalu turun . .
sampai harus ku tahan gigilan tubuh . .

ini. . di jumat pagi 4 april,
di simpang 4 kota krung geukuh . .
ada pemandangan yang berbeda, padahal mungkin itu selalu kulihat setiap pekan . . .

aku menyelip sebuah sepeda tua berkeranjang, ,
setiurnya banyak bintik karat, ,
rodanya berputar lambat karena kayuhannya yang pelan ..
dan laju sepeda motorku kulambatkan pula . .

itu seorang ibu berseragam guru, ,
sosoknya sudah tampak tua untuk mengayuh sepeda . .
ku anggap ia lebih layak diantar oleh anaknya yang mungkin sudah besar . .
keheranan ini, membuatku berpikir bahwa :
"mungkin sepeda itu punya sejarah panjang"
keheranan ini juga membuatku kebal dari udara dingin, untuk sejenak . .

ia membonceng seorang anak berseragam TK . .
rambutnya hitam, dicocang limpan . . 
aku tak tahu apakah itu anak atau cucunya . .
sesekali tubuhnya bergoyang ke kiri dan ke kanan di bangku belakang sepeda yang sudah dilas untuk tempat bersandar . .
suaranya lebut, membuatku gemas, 
membawa bahagia dan gelak tawa di hati . .

perhatianku tertarik, membuat nuraniku ingin melihat lebih dekat . .
hatiku jatuh pada nyanyian mereka di pagi dingin itu , ,
"asyhaduan la ilaha illallah, wa asyhaduanna muhammadar rasulullah, tiada tuhan selain Allah, nabi Muhammad pesuruh Allah, Allahuakbar Allah Maha Besar, segala puji Hanya bagi Allah"
itu lagu "raihan" yang sering ku dengar saat aku masih di SMA . .

keriangan mereka memecahkan kebuntuan pikiranku, ,
kenapa aku hampir tidak pernah seriang mereka . .
aku malah mengeluh tentang udara dingin di hati,
sedang mereka seakan melupakannya . .

laju sepeda motorku, kembali ku percepat, mendahului mereka dengan pelan. .
ingin kupandang dengan benar, bagaimana liku wajah mereka . .

aku mulai mendahului, dan pandanganku masih ke arah mereka . .
ku berikan senyuman pertamaku di pagi itu, untuk "bu guru"
ia membalasnya dengan senyuman setengah tawa, sambil menaikkan alisnya yang agak memutih , ,
keramahan wajahnya menggambarkan seakan kami sudah saling mengenal. .
padahal tidak , ,

aku tertegun kagum . .
sepeda motorku terus melaju polos, ,
dan tiba-tiba mulutku mengatakan " mamak !!!" . .
nyanyian mereka membuatku lupa bahwa jalan masuk ke pasar telah kulewati , , 
aku berhenti dan tertawa sendiri . .
kubalikkan arahku, dan kupandang lagi gelagat mereka yang kian jauh , , 
"terimakasih bu guru" , ,
aku menghela nafas . .
dan sepeda motorku kembali melaju kencang . .


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis dan Bercerita

Pada dasarnya menulis adalah bercerita. Tidak jauh berbeda dengan berbicara. Hanya saja, diksi-diksi yang dikeluarkan itu tidak verbal. Tidak berkontak langsung dengan si pendengar. Karena itu ada kesemuan interaksi di dalam tulisan karena bercerita dengan cara menulis. Namun, karena menulis, suatu cerita jadi abadi. Selagi tulisan itu masih ada, masih bisa dibaca. Bercerita dengan menulis itu sebenarnya tidak buruk. ada orang-orang yang terbata-bata lidahnya ketika mengucap, lantas ia tutupi keterbataannya itu dengan menulis. Sehingga isi atau point yang ingin disampaikannya itu bisa digambarkan dengan jelas. Menulis itu tetap penting, bahkan dalam pengertian islam. Karena al-Qur’an bisa saja lenyap dari dunia ini, bila tidak ditulis. Hadits-hadits yang jumlahnya jutaan, selain dihafal juga ditulis oleh ulama-ulama. Mereka memahami, bahwa hafalan-hafalan yang berada di dalam fikirannya tentu harus diabadikan dalam bentuk tulisan, sehingga bisa digunakan bagi masyarakat awam...

10 Argumen Mengapa Jin Masuk Surga Layaknya Manusia

Berpijak dari nash al-Qur’an yang ramai diketahui oleh segenap muslim mengenai eksistensi manusia dan jin sebagai hamba yang wajib tunduk dan patuh, menyembah Allah swt. Oleh karena itu, sebagaimana manusia, jin juga mendapat perintah dari Allah swt. mereka juga tercakup dalam syariat para nabi dan kejahatan mereka pula layak mendapat hukuman. Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw. diutus kepada mereka sebagaimana diutus kepada manusia. Semua itu tidak diperselisihkan oleh ulama. Namun, perbedaan pendapat muncul dari pertanyaan, apakah jin akan masuk surga?. Mayoritas ulama berpendapat bahwa jin akan masuk surga atau pun neraka. Ada juga yang menyatakan bahwa pahala jin yang muslim hanyalah sebagai alat untuk menjauhkannya kepada neraka dan tidak akan masuk surga. Hal ini dikarenakan bahwa surga hanya diperuntukkan untuk Adam a.s. ini adalah pendapat imam abu hanifa rahimahullah wajhah. Para ulama yang menyatakan bahwa jin muslim akan masuk surga berpijak dari 10 argumen y...

Kisah Orang Terakhir yang Masuk Surga

Dari Hadist Shahih Muslim, diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda tentang kisah ini. Rasulullah saw bersabda: Orang yang terakhir masuk surga adalah seseorang yang berjalan di atas shirat al-mustaqim sekali, sedang ia berada di atas jahannam (neraka). dia akan jatuh sekali, dan dia akan terbakar oleh neraka sekali. Kemudian, ia berhasil menyeberang dan diselamatkan dari jurang neraka, ia berkata, “Terpujilah Dia yang telah menyelamatkanku darimu (neraka). Allah Swt. telah memberiku sesuatu yang tak pernah diberikan kepada orang lain selain aku.” Jadi ia menganggap bahwa dirinya sebagai orang yang paling beruntung. Setelah ia melewati shirat al-mustaqim, Allah Swt. menumbuhkan sebuah pohon untuknya. Jadi, ia memohon kepada Allah Swt. agar mendekatkannya kepada pohon tersebut, sehingga ia bisa berada dalam naungannya, ia bisa minum dengan airnya. Lalu, Allah menempatkannya di bawah pohon tersebut. Kemudian, Allah Swt. menumbuhkan po...